Cirebon – Pemprov Jabar akan mengusulkan keterlibatan peneliti ITB dalam feasibility study (FS) mega proyek kereta api super cepat yang mengambil rute Cirebon-Majalengka-Bandung-Jakarta-Soekarno Hatta sepanjang 357 km. “Meski ini 100 persen PMA (penanaman modal asing-red),haruslah melibatan anak-anak bangsa. Jadi tak hanya transfer modal saja, juga nanti transfer teknologinya.

ITB merupakan perguruan tinggi yang mempunyai ahli di bidang transportasi massal yang tak diragukan lagi. Hal ini sudah mereka usulkan untuk terlibat didlam mega proyek ini, tapi untuk kepastiannya kita tunggu saja.

Soal rencana FS yang akan dilakukan 11 Januari   2010 hingga 90 hari mendatang,  KJRI di Los Angeles, Amerika Serikat, yang menyaksikan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) proyek US$ 3 miliar yang berupa pembangunan kereta super cepat dan ramah lingkungan Cirebon-Bandung-Jakarta-Soekarno Hatta sepanjang 357 km.

15 perusahaan asing membentuk konsorsium dan menandatangani MoA proyek kereta api supercepat yang dinamai Hydrogen Hi-Speed Rail Super Highway (H2RSH) senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 30 triliun. Kereta supercepat ini akan mengalahkan kecepatan dan kecanggihan shinkansen, bullet train dari Jepang, maupun kereta supercepat di Paris, Prancis.

Rencananya proyek ini akan memasuki FS pada 11 Januari nanti dan memakan waktu 90 hari. Ditargetkan mega proyek ini akan selesai selama 2 tahun.

Moda transportasi modern ini akan beroperasi dan memberi keuntungan/keunggulan jika dibandingkan dengan moda generasi sebelumnya seperti shinkansen (bullet train dari Jepang). Keuntungan tersebut antara lain terkait biaya konstruksi yang lebih murah (US$ 10 juta/mil sedangkan moda konvensional sampai US$ 36 juta/mil), break event point diperkirakan hanya 2 tahun sedangkan moda konvensional sekitar 50 tahun, berbeda dengan moda konvensional yang hanya mengangkut orang moda transportasi baru tersebut juga dapat dipergunakan untuk mengangkut barang (freights dan automobiles)

H2RSH juga memberikan alternatif transportasi yang efektif mengingat dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih cepat sehingga diperkirakan dapat menghemat waktu ke tempat tujuan. Selain itu, H2RSH memberikan kentungan ekonomis dikarenakan selain berfungsi sebagai moda transportasi dapat menghasilkan energi yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan energi daerah tertentu, seperti tenaga listrik, air bersih, dan lain-lain.
Sumber

kereta api berkecepatan tinggi (Inggris: high speed train) umum disingkat menjadi HST dengan rute Cirebon – (Bandar Udara internasional di Kertajati, Majalengka) – BandungJakartaBandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng Banten sepanjang 357 km dan rancangan pembangunan kereta api ini telah diselesaikan pada akhir tahun 2009 dan rencana beroperasi sekitar tahun 2013.

Pembiayaan murni swasta dengan lima belas investor yang tergabung dalam konsorsium Komite Hanafi Singapura telah menanda tangani MoU pembangunan infrastruktur CAEDZ dengan Ketua Kadin Indonesia, Iwan Darmawan di Hotel Marriott, Putrajaya Malaysia, pada  Desember 2009 dengan nilai investasi sebesar US$ 3 miliar atau sekitar Rp 30 triliun dengan melibatkan tiga pemerintah daerah, yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten yang akan dikerjakan oleh Caedz LLC Eco Synesis Group yang berbasis di Amerika Serikat.

Menurut perencanaan akan digunakan produksi PT Inka yang bekerja sama dengan perusahaan Jepang, Sharyo dan Sumitomo yang kemudian ada yang menyebutnya sebagai Shinkansen Indonesia

{dari berbagai sumber}